Lima Perbedaan Kampanye Politik dan Iklan Komersil
Hallo para pembaca semua, hiruk pikuk kampanye politik akan kita nikmati kembali dalam waktu dekat ini.
Karena tahun depan, hingga tahun 2019, kegiatan berpolitik untuk memilih pemimpin di berbagai jajaran hingga presiden, akan kembali berlangsung.
Semoga setelah hiruk pikuk dan riuh-redah politik beberapa waktu lalu, dengan yang paling seru adalah aktivitas politik pemilihan gubernur Jakarta.
Serta bagaimana janji-janji kampanye mulai terlihat berusaha dipenuhi, maupun tidak dipenuhi dengan berbagai ilmu “ngeles”.
Membuat mata rakyat Indonesia terbuka dan semakin cerdas dalam menyikapi politik.
Berkali-kali rakyat Indonesia harus sadar bahwa kampanye politik, dan janji-janji yang dibuat oleh para calon, itu tidak berbeda dengan iklan!
Semuanya dibuat sedemikian rupa untuk menarik minat para pemilih.
Tetapi begitu pemilu selesai, maka pemenangnya dengan berbagai cara, akan mengutamakan partai-partai atau organisasi-organisasi pendukungnya!
Sedangkan janji-janji manis kalau bisa akan diingkari dengan berbagai cara, dan biasanya dengan menyalahkan pihak lain.
Maka setelah itu sebagian besar pemilih akan gigit jari, dan sang pemenang beserta anteknya dalam hati akan berkata: KENA DEH LU!
Para pembaca, silahkan disampaikan ke rekan dan sanak saudara anda bahwa Kampanye Politik itu sama dengan Iklan Komersil!
Bahkan sebenarnya Kampanye Politik itu lebih buruk dari Iklan Komersil, ya lebih buruk bahkan lebih jahat karena cara-cara untuk menjatuhkan pesaingnya.
Beberapa hal keburukan Kampanye Politik Menurut Saya, adalah:
- Kampanye (politik) banyak bercerita tentang hal-hal yang tidak pernah ada (khayalan dan angan-angan), sedangkan Iklan Komersil harus berdasarkan bukti.
- Misalnya iklan perumahan, seandainya disebutkan sudah SHM (Sertifikat Hak Milik), maka bila kenyataannya berbeda sang developer bisa dipidana.
- Saat kampanye banyak memunculkan dan menyoroti hal-hal buruk lawannya, bahkan mengarang cerita untuk menjatuhkan sang lawan. Pembunuhan karakter sepertinya boleh dilakukan,
- sedangkan Iklan Komersil bila melakukan itu dapat dituntut di pengadilan.
- Contohnya, produk air mineral A tidak boleh menyatakan bahwa produk air mineral B beracun, apabila itu dilakukan maka setiap saat produsen mineral A akan dituntut oleh produsen air mineral B.
- Kampanye sering disebarkan dengan banyak cara, dengan intens dan provokatif, secara terus-menerus serta bisa masuk ke dalam keluarga (rana pribadi), bahkan menjangkau anak kecil.
- sedangkan iklan komersil ada batasannya, baik media maupun caranya,
- bahkan ada iklan produk-produk tertentu yang masuk kategori dewasa, bila diiklankan ke anak-anak maka sang produsen bisa menghadapi tuntutan hukum.
- Kampanye sering dilakukan dengan mempermasalahkan nenek moyang lawan, atau masa lalu yang tidak ada hubungannya lagi.
- bahkan menuding dan menjelekan etis lawan sehingga menimbulkan sentimen negatif dari para pemilih,
- hal ini tidak terjadi di iklan komersil kecuali sang pengiklan siap untuk dipidana.
- Kampanye sering masuk ke dalam kegiatan agama, bahkan menggunakan dalil-dalil agama untuk membuat orang memilih pihak yang sebenarnya bukan pilihannya.
- Bahkan dalil agama yang sama tetapi aplikasinya berbeda, karena tergantung arah pembicaraannya ke siapa: lawan atau kawan, menjadi hal yang biasa dalam kampanye politik.
- Sedangkan iklan komersil dilarang/tabu bila menyatakan bahwa produknya adalah petunjuk langsung TUHAN, atau dibuat berdasarkan dalil-dalil agama tertentu, sehingga berdosa bila mengkonsumsi produk lawan/kompetitor.
Masih Banyak Perbedaan Lainnya
Masih banyak lagi hal yang sangat membedakan Kampanye Politik dan Iklan Komersil.
Dan itu semua perlu kita share untuk membantu dan menjadikan orang Indonesia semakin cerdas dalam berpolitik, silahkan anda tambahkan ya… 🙂
Harapan saya adalah, semoga ada ketegasan dan sanksi hukum yang berat bagi para politikus yang berkampanye dengan cara kampanye hitam:
Menjelekan lawan tanpa bukti, menjatuhkan lawan dengan dalil agama dan menang dengan berbagai cara yang tanpa etika.
Semoga bermanfaat dan membuat kita semakin bijak dan cerdas dalam menghadapi tahun-tahun politik selanjutnya.
Dan para Politkus di Indonesia semakin gentlemen/jantan, untuk menang karena memang memiliki prestasi bukan karena menjatuhkan atau bahkan memfitnah lawan!
God bless you, God bless Indonesia.
Baca juga: Waspada Politik Identitas
@shtobing